Kamis, 24 Maret 2016

Calung Melodi




Angklung alat music tradisi Sunda  dikenal hingga berbagai daerah bahkan ketenarannya sampai ke luar negeri. Selain angklung, masyarakat Sunda memiliki alat musik sejenis dari bambu lain yaitu calung. Calung sama berharganya dengan angklung bagi masyarakat Sunda.
Calung disebut juga prototipe dari angklung. Calung dibuat berderet sesuai tangga nada pentatonis (da mi na ti la). Kalau angklung dimainkan dengan cara digoyangkan, calung dimainkan dengan dipukul. Pemukul calung terbuat dari kayu.
Alat musik calung terkenal seiring pengenalan para seniman Sunda kepada masyarakat luas. Melalui media yang menjangkau lebih luas, seperti radio dan televisi, calung dikenal menjadi bagian musik Sunda bahkan mendorong musik kontemporer dengan disandingkan alat musik modern.
Popularitas calung dirintis oleh para mahasiswa Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga Kesenian Unpad) pada 1961. Selanjutnya juga dikembangkan oleh Studi Klub Teater Bandung. Setelahnya mendorong kemunculan nama-nama pemain calung yang terkenal salah satunya Hendarso atau dikenal Darso yang juga sebagai penyanyi dan pencipta lagu Sunda. Calung yang dimainkan Darso yaitu calung jinjing.
Calung dibuat dari jenis bambu khas yaitu awi wulung (bambu hitam), atau awi temen (bambu berwarna putih). Suara khas calung membuat musik Sunda enak didengarkan. Dalam sebuah grup musik calung, ada beberapa jenis calung yang diikut sertakan, seperti calung untuk melodi dan gong. Selain angklung, kendang juga menjadi alat musik tambahan.
Ada dua jenis calung yaitu calung rantay dan calung jinjing. Calung rantay disebut juga calung renteng, calung gambang atau calung runtuy. Jenis ini biasanya dimainkan dengan dua alat pemukul. Calung rantai ini disusun dengan berderet menggunakan tali pengikat. Susunan bambu pada jenis ini seperti perkusi jenis xylophon. Pemain memainkannya dengan duduk atau berdiri tergantung stand calung rantainya.
Sementara yang kedua calung jinjing. Yaitu calung yang dibuat menggantung pada bilah bambu. Pada bagian tengah bilah dibuat terpisah sehingga bisa digunakan untuk pegangan. Jenis ini dimainkan sambil dijinjing, biasanya para pemain saat pertunjukkan sambil melakukan gerakan tari saat memainkannya. Contohnya Kang Darso (Alm), ia memainkan calung rantai sambil menari dan bernyanyi.



0 komentar

Posting Komentar