Angklung
alat music tradisi Sunda dikenal hingga
berbagai daerah bahkan ketenarannya sampai ke luar negeri.
Selain angklung, masyarakat Sunda memiliki alat musik sejenis dari bambu
lain yaitu calung. Calung sama berharganya dengan angklung bagi
masyarakat Sunda.
Calung disebut juga prototipe dari angklung.
Calung dibuat berderet sesuai tangga nada pentatonis (da mi na ti la).
Kalau angklung dimainkan dengan cara
digoyangkan, calung dimainkan dengan dipukul. Pemukul calung terbuat
dari kayu.
Alat musik calung terkenal seiring
pengenalan para seniman Sunda kepada masyarakat luas. Melalui media yang
menjangkau lebih luas, seperti radio dan televisi, calung dikenal
menjadi bagian musik Sunda bahkan mendorong musik kontemporer dengan
disandingkan alat musik modern.
Popularitas calung dirintis oleh para
mahasiswa Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga Kesenian Unpad) pada
1961. Selanjutnya juga dikembangkan oleh Studi Klub Teater Bandung. Setelahnya
mendorong kemunculan nama-nama pemain calung yang terkenal salah
satunya Hendarso atau dikenal Darso yang juga sebagai penyanyi dan
pencipta lagu Sunda. Calung yang dimainkan Darso yaitu calung jinjing.
Calung dibuat dari jenis bambu khas yaitu awi
wulung (bambu hitam), atau awi temen (bambu
berwarna putih). Suara khas calung membuat musik Sunda enak didengarkan. Dalam
sebuah grup musik calung, ada beberapa jenis calung yang diikut sertakan,
seperti calung untuk melodi dan gong. Selain angklung, kendang juga
menjadi alat musik tambahan.
Ada dua jenis calung yaitu calung rantay dan
calung jinjing. Calung rantay disebut juga calung renteng, calung gambang
atau calung runtuy. Jenis ini biasanya dimainkan dengan dua alat pemukul.
Calung rantai ini disusun dengan berderet menggunakan tali pengikat. Susunan
bambu pada jenis ini seperti perkusi jenis xylophon. Pemain memainkannya dengan
duduk atau berdiri tergantung stand calung rantainya.
Sementara yang kedua calung jinjing. Yaitu calung
yang dibuat menggantung pada bilah bambu. Pada bagian tengah bilah dibuat
terpisah sehingga bisa digunakan untuk pegangan. Jenis ini dimainkan sambil
dijinjing, biasanya para pemain saat pertunjukkan sambil melakukan gerakan tari
saat memainkannya. Contohnya Kang Darso (Alm), ia memainkan calung rantai
sambil menari dan bernyanyi.
0 komentar
Posting Komentar